Salam jumpa kembali bersama saya di Blog saya ini..
Kemarin saya tidak sempat menuliskan beberapa
artikel tentang Hari Kartini yang jatuh pada Tanggal 21 APRIL 2013 dikarenakan
saya harus berada ditengah-tengah Anak-anak untuk mendampingi mereka dalam
Minggu Panggilan 2013 Di Gereja Katedral Merauke.
Dalam peringatan hari Kartini kemarin,
saya akan merefleksikan tentang peran penting seorang perempuan dan Ibu bagi
Anak-anaknya.
Ibu mengandung dan melahirkan
anak. Selama sekian bulan bayi mengalami situasi lahir dan batin sang ibu. Ia
dapat merasakan getaran kalbu ibunya, apakah dia diterima / ditolak / mau
digugurkan. Selama di dalam kandungan,
ia juga amat tergantung pada apa yang diberikan oleh ibunya. Ia menerima saja
kualitas dan kuantitas makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
Sebelum bayi mampu makan sendiri,
ia menerima kekuatan untuk hidup lewat menyusu pada ibunya. Demikian pula
kedekatan dengan ibunya, turut menentukan suasan batinnya. Kontak batin ibu
dengan bayi amat dibutuhkan dan “kualitas kontak batin ini akan turut menentukan
kualitas batin anak”. Semakin sering
anak ditinggalkan / dilupakan, sering akan mudah sekali mengalami luka
batin. Fakta sosial lain yang diperankan
oleh kaum ibu adalah mengajari si kecil
untuk berbicara, makan, berjalan dan mengerti lingkungannya. Ketika anak sakit,
ibu lebih sering ada di dekat anaknya, merawat dan berkorban, dan mereka juga
mengantar anak ke sekolah. Sering kita lihat ibu duduk di bangku TK bersama
anaknya.
Nyata bahwa:
-
Banyak tugas yang
diberikan Allah kepada perempuan ( membina, menggerak-kan, melindungi dan
menyemangati)
-
Banyak peran yang hanya
ada di tangan kaum perempuan (mengandung)
-
Banyak peran yang
diakui dan diterima masyarakat : pendidikan, kesehatan, politik, perdagangan,
administrasi, gizi, lingkungan hidup dll.
Kaum perempuan punya peranan
besar dan penting dalam kehidupan umat manusia.
Di dalam Perjanjian Lama, perempuan disebut sebagai “penyebab datangnya
dosa” ketika dia makan buah terlarang. Sebenarnya mau dikatakan bahwa pada
jaman itu “kaum perempuan adalah kaum terjajah”. Mereka adalah orang-orang yang
tidak berdaya. Semuanya dikuasai oleh laki-laki. Di dalam Perjanjian Baru, Allah membaharui
keadaan itu, melalui Yesus. Kaum perempuan sederajat dengan kaum laki-laki,
sebab perempuan dan laki-laki adalah ciptaan Allah yang dicintai dan diberkati.
Masing-masing diberi peran untuk menghadirkan dan meneruskan karya keselamatan
Tuhan bagi umat manusia.
Selamat Merayakan Hari Kartini 21 April 2013….