“KEPEDULIAN TERHADAP HAK-HAK MAMA-MAMA ASLI PAPUA”

VISITATIO - Tanggal 10 Desember 2014, Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Merauke (SKP-KAME) bersama eL-AddPPer, menyelenggarakan KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (“Stop Diskriminasi, Lindungi Mama-mama Papua Dari Kekerasan”) yang berpusat di Rumah Bina St. Fransiskus Xaverius Kelapa Lima dengan Dialog (Mendorong Komitmen Pemerintah Daerah Dalam Pemenuhan Hak-Hak Mama-Mama Asli Papua).

Beatrix Gebze Ketua eL-AddPPer menjelaskan, kegiatan ini dilakukan agar pemerintah dapat melihat letak persoalan pasar serta mendorong kebijakan-kebijakan dan akses modal di Kabupaten Merauke supaya mendorong persoalan pasar selalu diperhatikan. Dari pengamatan eL-AddPPer, sebuah diskrimnisi yang dilakukan secara tidak langsung akan memberikan dampak yang tidak sesuai walaupun mama-mama Papua diberi bantuan. Toh mereka masih berharap adanya hak-hak yang bisa diprioritaskan seperti permodalan. Dalam permodalan mereka harus mencari data dari pelaku pasar dan bukan dari pelaku itu sendiri. Akhirnya tidak tepat sasaran dan tidak diperhatkan.

Lebih tegasnya lagi dikatakan, sejauh ini perhatian pemerintah melalui pendekatan kepada kami sudah terhubung ketika kami melakukan pendampingan sejak tahun 2013 yakni DISPENDA, BAPEDA dan Dinas-dinas terkait. Sehingga kami dapat menindak lanjuti siapa-siapa yang berhak menerima akses modal yang tersalurkan melalui proses pendataan. Fokusnya lagi bahwa dalam hal ini, kami lebih mengarah kepada mama-mama pasar asli Papua yang berdagang supaya mereka bisa mendapatkan modal ekonomi. Karena perempuan di pasar itu kadang mendapatkan kekerasan secara struktural tentang hak-hak isu ekonomi dalam berdagang dan kurangnya perhatian pemerintah  kepada mereka.

Dengan adanya kegiatan seminar kampanye anti kekerasan terhadap perempuan yang lebih mengarahkan tentang hak-hak dasar perempuan Papua dalam berdagang, harapan kami supaya pemerintah dapat melihat persoalan pasar serta memberikan sebuah regulasi kepada mama-mama pasar asli Papua. Tuturnya.”

Liputan : By Kaka Wockz