Kaka Wock

Kaka Wock
SARTINA (SAHABAT ARTIKEL INDONESIA) - Ruang Blog Untuk Menginspirasikan Wawasan Dan Berbagi Pengetahuan. Salam Kaka Wock !!!

Kamis, 12 Desember 2013

TANGAN IBU YANG PALING MULIA



TANGAN IBU YANG PALING MULIA
By : Fredy Hendro Soebiakto
                                                                                      
Pada suatu hari ada satu keluarga katolik yang sedang duduk-duduk di depan teras rumahnya sambil bercerita bersama anak perempuannya yang bernama Nia. Tiba-tiba Nia secara spontan berkata kepada ibunya “mengapa tangannya ibu ini buruk rupa, apakah ibu terkena penyakit kusta atau sebuah kutukan. Mendengar perkataan anaknya sang ayah merasa malu kepada istrinya. Kemudian sang ayah bercerita kepada Nia.
Dua belas tahun yang lalu terjadi kebakaran yang sangat hebat di rumah sakit bersalin sehingga api melahap semua isi bangunannya sampai habis. Para dokter beserta pasien berlari keluar untuk menyelamatkan barang bawaan dan diri mereka. Di dalam rumah sakit itu masih tertinggal seorang anak bayi perempuan yang baru saja dilahirkan dan mereka lupa mengevakuasinya sehingga yang tahu keberadaan bayi itu hanya seorang ibu tua. Bergegas ibu itu berlari sebisa mungkin masuk ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan bayi tersebut dari amukan api yang semakin lama semakin membesar karena si ibu tak tega melihat bayi itu mati sia-sia. Dengan penuh kekuatan serta perjuangannya maka bayi tersebut berhasil diselamatkan oleh si ibu tua itu hingga kedua tangannya melepuh terbakar oleh panasnya api yang dahsyat. Dialah ibumu ini yang menyelamatkanmu ketika kamu masih bayi dan tertinggal di dalam rumah sakit itu karena kecintaanya terhadap dirimu maka kamu bisa hidup sampai sekarang.
Seketika itu juga Nia langsung berlari kearah ibunya dan mencium kedua tangan ibunya sambil menangis. Kemudian Nia berkata “SUNGGUH TANGAN IBU INI ADALAH TANGAN-TANGAN YANG PALING MULIA”.

Pesan penulis :
Janganlah kamu berkata yang buruk terhadap orangtuamu. Sebab orangtuamu itu adalah titipan Tuhan untuk menjagamu pagi, siang dan malam.
Renungkanlah betapa pahitnya kalau ibumu sudah meninggal, apa yang akan kamu harapkan dan apa yang akan kamu perbuat selama hidupmu untuk membalas jasa-jasanya. Ibumu itu bagaikan malaikat dipintu hatimu yang selalu menjaga kamu semenjak kamu dilahirkan.