LIONTIN JESSICA
By
Fredy Hendro Soebiakto
“Cerpen natal ini hanyalah Riak-riak dan ilustrasi
saya mengenai perjalanan seorang anak yang mengenang masa lalunya ketika
diberikan hadiah Natal oleh Ayah dan Ibunya”
Namaku
Jessica, ayah dan ibuku sering memangilku Jaen karena aku lahir di bulan
Februari menurut penanggalan hari orang kudus dalam iman katolik. kisahku ini
berawal ketika aku masih tinggal bersama-sama dengan kedua orangtuaku yang
kubanggakan dan kuhormati dalam hidup ini. Bagiku pengalaman natal bersama
kedua orangtuaku masih membekas di dalam benaku dan itu adalah peristiwa yang sering
muncul dalam pikiranku ketimbang hadiah natal yang sering diberikan paman dan
bibiku kepada saya. Namun dalam hidup ini aku merasakan adanya begitu besar kebahagiaanku
ketika ayah dan ibu memberikan kado natal kepadaku. Kejadian itu bermula disaat
aku duduk di bangku sekolah dimana ayah dan ibuku sedang mempersiapkan hari raya
natal di rumah kami. Suasana di hari natal itu membuatku merasa dekat sekali dengan
mereka karena aku memang anak tunggal satu-satunya dalam keluarga kami.
Sore harinya, terdengar
suara lonceng gereja berbunyi dimana-mana dan mengalun deras lagu-lagu natal
berkumandang di setiap rumah bahwa tandanya hari natal akan dirayakan besok harinya.
Pada saat yang ditunggu-tunggu, ayah dan ibuku mengajaku ke gereja untuk misa
malam natal. Sesegera mungkin aku bergegas mempersiapkan diri, sementara orangtuaku
menungguku. Setelah semuanya siap, kami bergegas menuju gereja, dan gereja itu tidak
jauh dari lokasi tempat tinggal kami. Sesampainya di gereja, aku melihat suasana
tampak begitu gemerlap berhiaskan lampu warna-warni di setiap sudut gereja, pohon
dan kandang natal serta banyaknya orang-orang yang hadir berdatangan mengikuti
misa malam natal itu. Perlahan-lahan aku masuk sambil menggenggam erat kedua tangan
orangtuaku sampai di dalam gereja.
Entah dalam
pikiranku, aku bertanya kepada ibuku, ibu malam natal ini aku rindu akan bayi Yesus
yang dibalut dalam lampin. Apakah aku bisa mengharapkan impianku melalui
cita-citaku nanti. Ibuku heran ketika aku menjawab pertanyaan itu. Kemudian ibuku
berkata padaku “ Jessica, Tuhan mendengarkan apa yang kamu mau harapkan saat
ini dan kalau kamu bersungguh-sungguh meminta kepadaNya, maka impianmu akan lekas
terwujud pada malam natal ini. Serentak aku termanguh dalam kehanyutan suasana
dan nyayian-nyanyian natal. Dan dalam doaku, aku berdoa kepada Tuhan agar orangtuaku
yang telah merawatku selama bertahun-tahun semoga mereka diberikan kesehatan
yang baik, dan aku meminta kepada Tuhan untuk selalu menjaga mereka sampai aku
dewasa nantinya. Dan malam natal itu amat sungguh indah bagiku dan tak lupa
juga ayah dan ibuku selalu bercerita tentang perjalanan kehidupan Yesus dalam Injil
yang memberitakan kabar gembira tentang “CINTA
KASIH KEPADA MANUSIA.”.
Setelah
mengikuti misa malam natal di gereja, kami pun kembali kerumah dan ibuku segera
mempersiapkan segalanya untuk kebutuhan natal besok. Kandang natal dan pohon
natal semuanya telah terhias lengkap di dalam rumah kami dan siap untuk
menyambut natal. Akupun mulai terlelap dan mengantuk dalam tidurku. Ibuku
membawaku ke kamarku dan menciumku dari kening serta mengucapkan selamat malam kepadaku
semoga mimpi indah.
Keesokan
paginya, aku bangun dan merapikan tempat tidurku. Dan tiba-tiba aku melihat di
atas meja belajarku ada sebuah kotak kecil merah berikatkan tali berwarna yang
bertuliskan nama “UNTUKMU JESSICA” aku membuka kotak itu dan melihat isinya,
ternyata dalam kotak itu terdapat sebuah kalung liontin yang sangat cantik,
kalung itu terbuat dari emas yang berbentuk hati serta terlihat fotonya aku bersama
kedua orangtuaku. Selain itu ada kartu ucapan dari St. Claus yang bertuliskan “Selamat Pesta Natal untukmu Jessica.”. Aku
langsung bergegas menuju ayah dan ibuku dan bertanya, ibu siapakah yang
memberikan aku hadiah ini? ibunya menjawab “ itu hadiah dari Santa Claus kepada
Jessica, karena Santa Claus mengetahui apa yang Jessica mintakan dalam kado
natal. Akhirnya aku mengingatnya di pikiranku bahwa hal yang aku pernah inginkan
dari Tuhan adalah setia bersama dengan kedua orangtuaku dalam hidup ini. Tanpa
pikir panjang aku berpikir bahwa Santa Claus yang sebenarnya itu adalah ayah
dan ibuku yang memberikan aku hadiah kado natal. kemudian aku menyimpan hadiah
ini sampai aku dewasa. Dibalik semua itu, aku menganggap orangtuaku sebagai
kado hadiah natal terindah yang diberikan Tuhan Yesus kepada saya.
Jessica
terus bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan asuhan kedua orangtuanya sampai
dewasa, sehingga tekadnya kalau sudah matang, ia berniat untuk masuk sekolah
menjadi seorang biarawati yang selalu mengingat akan kebaikan hati orangtuanya.
Maka setelah ia besar dan menjadi seorang biarawati, Jessica mengenang dan
menggungkapkan kerinduannya itu lewat doa-doa dan tulisan-tulisan kepada ayah
dan ibunya yang sudah lama meninggal setahun kemudian sebelum hari raya natal
tiba.
Pesan penulis :
Cerita ini
hanyalah sebuah ilustrasi singkat mengenai kejadian yang saya dapatkan dari refleksi
hidup ini, sehingga yang menjadi sasaran pokok utama dalam cerita ini adalah tentang
“KECINTAAN
SEORANG ANAK PEREMPUAN YANG BERNAMA JESSICA TERHADAP ORANGTUANYA PADA SAAT
NATAL BERSAMA”. Dan cerita
ini bukan semata-mata mengambil makna dari pemberian kado, ataupun persiapan
kandang natal dan pohon natal di setiap sudut-sudut rumah, melainkan yang
menjadi pusat keutamaanya dalam persiapan natal ini adalah mempersiapkan hati dan
pikiran kita yang akan menjadi pusat sarana kandang natal maupun kado natal
untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus.
Semoga cerita
pendek ini dapat menjadi pusat pegangan kita dalam kabar gembira Yesus Kristus.
Kontak Person : 085254023912
Merauke Papua Selatan.
By
Kaka Wock
Selamat menyongsong pesta natal