Kaka Wock

Kaka Wock
SARTINA (SAHABAT ARTIKEL INDONESIA) - Ruang Blog Untuk Menginspirasikan Wawasan Dan Berbagi Pengetahuan. Salam Kaka Wock !!!

Selasa, 22 Juli 2014

Alasan Jokowi Pilih Pidato Pertama Presiden di Atas Kapal Phinisi

Alasan Jokowi Pilih Pidato Pertama Presiden di Atas
Kapal Phinisi

Apa sebenarnya alasan Jokowi, presiden terpilih hasil Pilpres 2014 menyampaikan pidato pertama di atas Kapal Layar Mesin (KLM) Pinisi Hati Buana Setia yang berlabuh di Dermaga IX Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara? Setelah sebelumnya tim sukses pasangan nomor urut dua ini belum menentukan tempat untuk pidato, Jokowi dan Jusuf Kalla memilih melakukan pidato kemenangan di kapal tersebut untuk menunjukkan komitmennya membangun industri maritim, sesuai janjinya saat kampanye pemilihan presiden.

Seperti yang diberitakan tempo.co, kapal tersebut bukanlah kapal yang istimewa. Kapal itu kebetulan berlabuh di pelabuhan itu. Kapal yang panjangnya 50 meter dengan kapasitas angkut 1.000 ton itu biasanya mengirim gula, beras, semen, beras, ke pulau-pulau lain. Suasana dek sembilan pelabuhan Sunda Kelapa malam ini cukup menarik perhatian. Rangkaian sinar laser berwarna-warni menghiasi sebuah kapal layar mesin berwarna putih dengan panjang 20 meter yang terparkir di ujung pelabuhan.

Di atas dek kapal, tempat tiang tertancap, berkibarlah bendera Indonesia. Persis di bawahnya, presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla Anggota tim kreatif kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla, Romanus Sumaryo, mengatakan Jokowi lah yang pertama kali memilih Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai lokasi disampaikannya pidato kemenangan. Jokowi kemudian memerintahkan sebuah tim kecil untuk mempersiapkan acara di Pelabuhan Sunda Kelapa.

“Pelabuhan dipilih karena salah satu visi misi Jokowi adalah menjadi poros maritim dunia. Jadi tempat ini melambangkan upaya untuk membuat industri maritim Indonesia menjadi yang terdepan,” katanya. Menurut dia, persiapan acara sangat mendadak. Persiapan baru dilakukan sejak kemarin. Pemilihan waktu dipilih malam hari karena menunggu penetapan hasil oleh KPU.

Kapal ini tersebut dipilih sendiri oleh Jokowi. Kemarin malam, Jokowi melakukan pengecekan lokasi ke Pelabuhan Sunda Kelapa dan ia langsung tertarik menggunakan KLM Hati Buana Setia yang sedang singgah . Tim mengaku tidak mengeluarkan uang untuk menyewa kapal. “Kapal hanya dipinjam dari Hati Buana Setia, paling hanya memberikan kompensasi pada yang bantu-bantu,” kata salah satu anggota tim, Jay Wijayanto.

Dalam menyampaikan pidato, tak tampak hadir politikus partai penyokong Jokowi-Kalla, tim kampanye nasional, atau relawan. Tim kampanye nasional Jokowi-Kalla mengatakan penyampaian pidato sengaja hanya dihadiri Jokowi-Kalla karena setelah penetapan, keduanya merupakan milik seluruh rakyat Indonesia, buakan hanya kelompok masyarakat tertentu. Suasana di Pelabuhan Sunda Kelapa juga tidak dipenuhi relawan. Hanya tampak puluhan wartawan dan warga di pelabuhan yang hadir. Ini disebabkan karena Jokowi tidak ingin ada pengerahan massa pada penyampaian pidato kemenangan.

Pesan Filosofis Pemilihan Lokasi Pidato
Ada pesan filosofis di balik pilihan lokasi pidato perdana ini. “Dipilihnya tempat ini adalah simbol komitmen dari pasangan ini (Jokowi-Jusuf Kalla) terhadap pembangunan dunia maritim Indonesia,” tulis akun Twitter media center Jokow-JK, Selasa malam, seperti yang diberitakan Kompas.com. Kapal tempat Jokowi berpidato ini bersandar di Dermaga IX Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Akun ini menuliskan pula, pilihan lokasi tersebut menyiratkan pesan untuk mengembalikan kejayaan Nusantara. “Dengan mengembalikan kejayaan maritimnya.”

Ekonom Faisal Basri, juga memberikan pemaknaan serupa atas pilihan pidato perdana di atas kapal nelayan tersebut. Lewat akun Twitter-nya, Faisal berpendapat pilihan lokasi ini, “Membentangkan kejayaan Indonesia dengan kembali ke jati diri sebagai negara maritim.” Faisal pun menyerukan ajakan untuk mencanangkan hari penetapan hasil Pemilu Presiden 2014 ini sebagai hari menyatakan kembali kesadaran diri bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan maritim.